Jumat, 16 November 2018

Tafsiran 2 Tawarikh 2:1-9 (oleh Sepson Sambara)


PENGANTAR KITAB II TAWARIKH

            Nama “Tawarikh” berasal dari usul Yarome (400 M) bahwa kitab itu dapat disebut “Tawarikh Seluruh Sejarah Suci”. Judul Ibrani divré hayyamim berarti “peristiwa-peristiwa masa itu.” Menurut Paraleipomena berarti “apa yang hilang” dan dapat mengacu pada bahan yang tidak dimuat dalam kitab Samuel dan Raja-raja. Dalam kanon Ibrani, Kitab Tawarikh terdapat pada tempat terakhir dalam bagian “Kitab-kitab”, sesudah Kitab Ezra dan Nehemia.[1]
Kitab Tawarikh merupakan salah satu dari keempat kitab yang disebut “Sejarah yang kedua” (tiga kitab lainnya yaitu: Ezra, Nehemia dan Ester). Tidak diketahui dengan jelas siapa penulis kitab ini. Beberapa penulis buku perjanjian lama tidak menyebutkan siapa penulis kitab ini. Namun, menurut tradisi Yahudi, Ezra adalah penulis kitab ini.[2] Waktu penulisannya juga kurang jelas. Namun, menurut beberapa ahli kitab ini ditulis sekitar tahun 400 sM sesudah bangsa Yehuda kembali ke tanah Kanaan dari pembuangan. Tetapi dikemudian hari karyanya ditambahi dan baru lengkap sekitar tahun 160 sM.[3] Penulis kitab 2 Tawarikh (juga kitab sejarah kedua lainnya) lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan tata peribadatan yang benar ketimbang masalah-masalah politik dan Suku Lewi, terutama para imam, lebih diperhatikan daripada dalam sejarah  yang pertama. Mungkin penulis sendiri berasal dari suku Lewi.[4] Kitab 2 Tawarikh merupakan lanjutan dari kisah yang sudah diceritakan dalam kitab 1 Tawarikh, 1 dan 2 Samuel serta 1 dan 2 Raja-raja.[5]
            Dalam menceritakan kisah Salomo, penulis memusatkan perhatian pada Bait Allah yang dibangun Salomo. Ia menghilangkan kisah yang menarik sehubungan dengan pengangkatan Salomo menjadi raja (1 Raj. 1-2). Berkaitan dengan para raja yang memerintah setelah Salomo, penulis memberi perhatian khusus pada Asa, Yosafat, Hizkia dan Yosia, empat raja yang sangat setia dan taat serta mengabdikan dirinya untuki membawa bangsa Israel kembali kepada Allah.
Tujuan penulisan kitab ini adalah pertama, menegaskan bahwa rencana Allah bagi mereka tidak akan terpengaruh oleh kejatuhan Yehuda atau oleh hidup mereka di tanah asing dalam jangka waktu yang lama. Meskipun mereka merasa bahwa harapan-harapan mereka sebagai umat Allah telah musnah dengan kehancuran Yerusalem dan Bait Allah, penulis kitab ini bermaksud memperlihatkan kepada mereka bahwa semua itu hanyalah suatu tahapan dari penggenapan rencana Allah. Penulis memperlihatkan bahwa Allah masih mengingat janjiNya kepada bangsa Israel. Bencana-bencana yang menimpa mereka bukanlah berarti bahwa Allah melupakan janjiNya.[6] Penulis ingin memberi semangat kepada mereka untuk menegakkan kembali praktik-praktik dan lembaga-lembaga keagamaan dari tradisi sebelumnya. Untuk menguatkan iman pembaca, penulis menunjuk kepada apa yang pernah dicapai oleh raja Daud dan raja Salomo dan kepada semua orang Israel yang dulu setia kepada Allah.[7] Kedua, penulis menjelaskan asal-usul ibadat Rumah Allah di Yerusalem dan khususnya peranan para imam dan orang Lewi yang melaksanakan ibadat itu. Umat Allah yang diberi kesempatan sekali lagi untuk hidup di tanah perjanjian sangat perlu disadarkan akan sejarah mereka agar menjadi penghayatan penyertaan Allah dalam eksistensi hidup orang Israel. Selain itu, ia juga hendak menekankan pentingnya kesetiaan yang penuh kepada Allah.[8]
            Kitab 2 tawarikh mengulang kembali beberapa kisah yang telah diceritakan dalam kitab 1 dan 2 Raja-raja, tetapi dari sudut pandang iman. Memang ada beberapa perbedaan antara kisah di Tawarikh dengan kisah di Samuel dan Raja-raja. Beberapa perbedaan itu kemungkinan karena selang waktu yang jauh antara penulis kitab Tawarikh dengan kisah-kisah yag diceritakannya.[9] Kisah-kisah itu perlu diceritakan kembali karena situasi pembacanya sangat berbeda dengan pembaca kedua kitab Tawarikh samuel dan Raja-raja. Para pembaca kedua kitab Tawarikh telah hidup  selama pembuangan dan juga telah mengalami kehancuran Yerusalem dan akhir pemerintahan keturunan Daud. Hidup mereka dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti “mengapa semuanya ini  terjadi pada kita?” dan “apakah rencana Allah telah gagal?” Kitab Samuel dan Raja-raja menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan memperlihatkan bahwa Allah tidak gagal. Allah telah menggenapi peringatannya bahwa bangsa Israel akan dihukum, karena mereka tidak setia memelihara perjanjian dengan Allah dan tidak menaati firmanNya.
            Namun, kitab-kitab Tawarikh ditujukan kepada mereka yang telah kembali dari pembuangan. Persoalan-persoalan mereka berbeda, sehingga kisah-kisah itu juga perlu diceritakan secara berbeda. Bangsa ini tidak lagi mempertanyakan, “mengapa semua ini terjadi pada kita?” Yang mereka persoalkan adalah hubungan mereka dengan masa lampau: “apakah kita masih umat Allah?” dan “apa arti janji Allah kepada Daud bagi kita?” Kitab-kitab Tawarikh menceritakan kembali kisah masa lampau Israel dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.[10]
            Susunan kitab 2 Tawarikh:
1.      Salomo, Pembanguna Bait Allah (1:1-9:31)
·         Hikmat dan Kekayaan Salomo (1:1-17)
·         Salomo Membangun Bait Allah (2:1-5:1)
·         Salomo Menahbiskan Bait Allah (5:2-7:22)
·         Masa Pemerintahan Salomo yang Panjang (8:1-9:31)
2.      Kerajaan Terbagi (10:1-28:27)
·         Pendahuluan: Suku-suku Utara Memberontak (10:1-11:4)
·         Raja-raja Yehuda (11:5-28:27)
3.      Akhir Kerajaan yang Terbagi (29:1-36:23)
·         Pembaruan Hizkia (29:1-32:23)
·         Manasye dan Amon (33:1-25)
·         Pembaruan Yosia (34:1-35:27)
·         Kejatuhan, Pembuangan dan kembalinya Yehuda (36:1-23).[11]

              

TAFSIRAN 2 TAWARIKH 2:1-9
          Hasil warisan terbesar Salomo adalah kitab-kitab terilhamkan yang ditulis olehnya (Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung dan mungkin Ayub) dan Bait Allah yang megah itu. bagi kita sekarang, hal pertama jelas lebih bermakna daripada yang kedua. Tetapi bagi Ezra[12] yang hidup pada saat tulisan-tulisan yang diilhamkan Allah dalam kanon Perjanjian Lama berakhir, namun saat Bait Allah sedang merupakan pusat untuk menghampiri Allah, maka hal kedua jelas menjadi perhatian utamanya, peristiwa yang baginya mengalahkan semua hal lain dalam karier Salomo.
            Tentang Bait Suci, seperti halnya Kemah Suci yang mendahuluinya, merupakan lambang kehadiran Allah di tengah-tengah bangsa yang telah menebus mereka (7:1, 2; Keluaran 29:45, 46). Bait Suci merupakan jalan keselamatan bagi mereka, yang dengan berbagai persembahan kurbannya telah mengantisipasi Anak Domba Allah yang akan “berkemah” di tengah-tengah kita untuk mengangkat dosa-dosa dunia (Yoh. 1:14, 29). Bait Suci juga melambangkan pemuliaan yang menanti manusia di hadirat Allah di surga (Kel. 24:18; Ibr. 9:24). Karena itu, penulis Tawarikh memanfaatkan enam dari sembilan pasal mengenai Salomo untuk membahas Bait Sucii ini : persiapannya (Pasal 2), pembangunannya (pasal 3 dan 4) dan penahbisannya (pasal 5-7).
            Perencanaan utama pembangunan Bait Allah sudah dilaksanakanoleh Daud: membuat pola bangunan, mengumpulkan perlengkapan dan mendaftar personaliannya (1 Taw. 22; 28; 29). Salomo tinggal mengatur kerjanya saja (2:2, 17, 18). Tetapi, tindakannya yang paling bijaksana adalah meminta bantuan Raja Huram (Hiram) dari Tirus, sahabat Daud (bnd. ay. 12) untuk penyediaan tenaga ahli dalam mengawasi pembangunan serta penyediaan kayu aras yang tidak ada duanya di Libanon (ay. 3-10). Dengan cepat disusun sebuah kontrak yang menguntungkan keduanya.[13]

TERJEMAHAN-TERJEMAHAN
Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), Terjemahan Lama (TL), Authorized Version (AV), New King James Version (NKJV), Bahasa Toraja (TORAJA), Terjemahan Hasil Uraian Teks (THUT).

1 (i_TB) Salomo memerintahkan untuk mendirikan suatu rumah bagi nama TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri.
1 (i_BIS) Raja Salomo telah memutuskan untuk membangun Rumah TUHAN, dan sebuah istana bagi dirinya.
1 (i_TL) Sebermula, maka maksud Sulaiman hendak membuat sebuah rumah bagi nama Tuhan dan sebuah istana akan dirinya.
1 (AV) And Solomon determined to build an house for the name of the LORD, and an house for his kingdom.
1 (NKJV) Then Solomon determined to build a temple for the name of the LORD, and a royal house for himself.
1 (s_TORAJA) Mesuami Salomo la umbangunanni misa’ Banua Kabusungan tu sanganNa PUANG sia umpabendanan kalena misa’ tongkonan layuk kadatuan.
1 (THUT) Dan Salomo berkata untuk membangun rumah bagi nama Tuhan dan rumah bagi raja (dirinya)

Tasiran:
            Daud ingin membangun Bait Allah bagi Allah  ( 2 Sam. 7), namun Allah menolaknya karena Daud ialah seorang pejuang, tetapi Allah berfirman bahwa anak Daud, Salomo, yang akan membangun Bait Allah tersebut. Daud banyak menyiapkan bahan bangunan dan perencanaan lainnya seperti yang telah disebutkan di atas. Tanggungjawab Salomo untuk mewujudkan rencana tersebut. Tugasnya dipermudah oleh berbagai persiapan lengkap dari ayahnya. Pekerjaan Allah bisa dipindahkan ke generasi selanjutnya apabila generasi tua membuka jalan bagi generasi muda.[14]
            Dari berbagai terjemahan di atas, terdapat perbedaan tentang kata rumah dan istana yang ingin dibangun Salomo. Namun, perbedaan itu tidak jauh berbeda dan sebenarnya hampir sama karena rumah raja memang selalu disebut istana. Jadi, rumah yang dimaksud dalam AV dan THUT merupakan rumah bagi raja yaitu Salomo sendiri.

2  (i_TB) Dan Salomo mengerahkan tujuh puluh ribu kuli, delapan puluh ribu tukang pahat di pegunungan, dan tiga ribu enam ratus mandur untuk mengawasi mereka itu.
2  (i_BIS) Untuk itu ia mengerahkan 70.000 orang untuk mengangkut bahan bangunan, 80.000 orang untuk memahat batu di pegunungan dan 3.600 mandur untuk mengawasi pekerjaan itu.
2  (i_TL) Maka dibilang Sulaiman akan orang penggandar tujuh puluh ribu orang banyaknya, dan orang pemahat batu delapan puluh ribu banyaknya di atas pegunungan dan tiga ribu enam ratus orang yang memerintahkan dia.
2  (AV) And Solomon told out threescore and ten thousand men to bear burdens, and fourscore thousand to hew in the mountain, and three thousand and six hundred to oversee them.
2  (NKJV) Solomon selected seventy thousand men to bear burdens, eighty thousand to quarry stone in the mountains, and three thousand six hundred to oversee them.
2  (s_TORAJA) Napamanassami Salomo tu bilanganna to mamulle pitungpulo sa’bu, na to ma’pa’ batunna dao lu padang ma’buntunna karua pulona sa’bunna na tallungsa’bu nnannanratu’ tau ungkapalai tau iato mai.
2 (THUT) Lalu Salomo menghitung 70.000 laki-laki pembawa beban, 80.000 laki-laki tukang batu di atas gunung dan 3.600 bertindak sebagai direktur.

Tafsiran
            Para pekerja yang jumlahnya seratus lima puluh tiga enam ratus orang ini terdiri dari orang-orang asing yang tinggal di Israel sebagaimana telah dihitung Daud. Salomo juga memperkerjakan tiga puluh ribu orang buruh dari luar Israel yang dibagi menjadi tiga regu masing-masing sepuluh ribu orang, dengan setiap buruh harus bekerja satu bulan penuh setiap tiga bulan (1 Raj. 5:13, 14).
            Dari semua terjemahan di atas, hanya AV yang berbeda dengan terjemahan lainnya. dalam terjemahan AV digunakan kata hew yang artinya penebang sedangkan terjemahan lain menuliskan “pemahat batu” (dalam THUT dituliskan tukang batu yang juga tentu pandai memahat batu). Perlu diperhatikan bahwa seluruh kuli ini berjenis kelamin laki-laki diperjelas oleh terjemahan AV, NKJV dan THUT.

3  (i_TB) Lalu Salomo mengutus orang kepada Huram, raja negeri Tirus, dengan pesan: "Perbuatlah terhadap aku seperti yang kauperbuat terhadap ayahku Daud, ketika engkau mengirim kayu aras kepadanya, sehingga ia dapat mendirikan baginya suatu istana untuk tinggal di situ.
3  (i_BIS) Salomo mengirim berita ini kepada Hiram raja Tirus, "Hendaknya Tuan mengadakan hubungan dagang dengan aku seperti dengan Daud ayahku. Tuan telah menjual kepadanya kayu cemara Libanon untuk pembangunan istananya.
3  (i_TL) Maka disuruhkan Sulaiman utusan pergi menghadap Hiram, raja Tsur, mengatakan: Seperti perbuatan tuan akan Daud, ayah beta, dengan mengirim kayu araz kepadanya, supaya diperbuatnya sebuah istana akan dirinya akan tempat kedudukannya, demikian hendaklah tuan perbuat akan betapun.
3  (AV) And Solomon sent to Huram the king of Tyre, saying, As thou didst deal with David my father, and didst send him cedars to build him an house to dwell therein, even so deal with me.
3  (NKJV) Then Solomon sent to Hiram king of Tyre, saying: As you have dealt with David my father, and sent him cedars to build himself a house to dwell in, so deal with me.
3  (s_TORAJA) Nasuami Salomo tu pesua lao umpennoloi Huram, datu Tirus, kumua: (Melo ke sikaeloki), susi kasikaeloammi Daud, ambe’ku, mipa’peanni kayu arasi’, anna pabendan banuanna, tu ma’din nanii torro.
3 (THUT) Kemudian Salomo menyampaikan kepada Huram Raja Tirus, katanya: “sama seperti ayahku, Daud, kirimlah pohon aras bagiku untuk membangun rumah kedudukan”

Tafsiran:
            Dari semua terjemahan di atas terdapat perbedaan tentang nama raja Tirus. Ada yang menyebutkan Huram dan adapula Hiram. Meskipun begitu sebenarnya Huram harus dibaca Hiram seperti pada 1 Raja-raja, 2 Samuel dan 1 Tawarikh. Tirus merupakan kota terpenting di Fenisia. Kota ini terletak di sebelah utara Israel di pantai Laut Tengah, di bagian selatan Libanon sekarang ini.[15] Tirus merupakan kerajaan yang memiliki pelabuhan terbaik di wilayah tersebut. Penduduknya orang Fenisia dan terkenal sebagai pedagang terkemuka.[16] Menarik bahwa Huram adalah penguasa bangsa yang menyembah banyak dewa yang berbeda. Huram senang mengirimkan bahan bangunan untuk Bait Allah, dan baik Daud maupun Salomo menggunakan kesempatan ini untuk bersaksi mengenai Allah sejati yang Esa. Inilah hal yang menarik bahwa ternyata orang yang dianggap kafir pada saat itu turut membantu suplai bahan bangunan untuk Bait Suci.
            Dari semua terjemahan di atas, hanya TL yang menuliskan bahwa yang diminta adalah kayu cemara. Sedangkan, terjemahan yang lain menuliskan bahwa kayu atau pohon aras yang memang merupakan jenis kayu yang sangat kuat dan berkualitas.

4  (i_TB) Ketahuilah, aku hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, untuk menguduskannya bagi Dia, supaya di hadapan-Nya dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan dipersembahkan korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, pada hari-hari Sabat dan bulan-bulan baru, dan pada perayaan-perayaan yang ditetapkan TUHAN, Allah kami, sebab semuanya itu adalah kewajiban orang Israel untuk selama-lamanya.
4  (i_BIS) Sekarang aku mau membangun sebuah rumah ibadat yang khusus untuk menghormati TUHAN Allahku. Di rumah itu aku dan rakyatku akan beribadat kepada-Nya dengan membakar dupa wangi-wangian, serta mempersembahkan roti sajian bagi-Nya secara tetap. Di rumah itu juga kami akan mempersembahkan kurban bakaran setiap pagi dan malam, setiap hari Sabat, hari raya Bulan Baru dan hari-hari khusus lainnya untuk menghormati TUHAN Allah kami. Sebab, Ia telah memerintahkan agar hal itu dilaksanakan untuk selama-lamanya oleh orang Israel.
4  (i_TL) Bahwasanya beta hendak membuat sebuah rumah bagi nama Tuhan, Allah beta, hendak memberi hormat kepada-Nya dan membakar dupa dari pada rempah-rempah yang harum di hadapan hadirat-Nya dan menyediakan meja bagi-Nya selalu dan mempersembahkan korban bakaran kepada-Nya pada pagi dan petang dan pada segala hari sabat dan pada segala bulan baharu dan pada segala hari raya Tuhan, Allah kami, yaitu suatu syariat bagi orang Israel sampai selama-lamanya.
4  (AV) Behold, I build an house to the name of the LORD my God, to dedicate it to him, and to burn before him sweet incense, and for the continual shewbread, and for the burnt offerings morning and evening, on the sabbaths, and on the new moons, and on the solemn feasts of the LORD our God. This is an ordinance for ever to Israel.
4  (NKJV) Behold, I am building a temple for the name of the LORD my God, to dedicate it to Him, to burn before Him sweet incense, for the continual showbread, for the burnt offerings morning and evening, on the Sabbaths, on the New Moons, and on the set feasts of the LORD our God. This is an ordinance forever to Israel.
4  (s_TORAJA) Manassa, inang la kupabendanan misa’ banua tu sanganNa PUANG, Kapenombangku, la umpamaindananNi, la dinii umpennoloanni dio oloNa tu dupa busarungngu’, roti dipennoloan tang la ka’tu sia pemala’ ditunu pu’pu’, kemelambi’ sia kekaroen, lan allo katorroan, bunga’ sombona bulan, sia allo kapuanNa PUANG Kapenombangki. Iamote tu misa’ atoran dipapassanan to Israel tontong sae lakona.
4 (THUT) Lihatlah aku hendak membangun rumah bagi nama Tuhan, Allahku, untuk menguduskanNya bagi Dia dihadapanNya dan membakar rempah-rempah dan korban bakaran saat pagi, malam dan sabat, bulan baru dan waktu-waktu yang ditetapkan Tuhan, Allah kami, bagi Israel sampai selama-lamanya.

Tafsiran:
            Membakar ukupan dari wangi-wangian dilakukan dua kali setiap hari pada mezbah ukupan (Kel. 30:6-8). Roti sajian yang dimaksud di atas adalah roti sajian yang dijejer di atas meja yang terbuat dari emas sebagai lambang dari persekutuan orang yang tertebus dengan Allah (Im. 24:5, 6).[17] Hal inilah yang dilakukan Yesus bersama dengan murid-muridNya pada perjamuan malam terakhir. Bukan hanya Yesus bersama muridNya, tetapi tradisi ini juga dilakukan oleh orang Kristen zaman sekarang saat melakukan sakramen perjamuan kudus.

5  (i_TB) Dan rumah yang hendak kudirikan itu harus besar, sebab Allah kami lebih besar dari segala allah.
5  (i_BIS) Aku ingin agar Rumah TUHAN yang akan kubangun itu merupakan rumah yang agung, sebab Allah kami lebih agung daripada ilah yang mana pun juga.
5  (i_TL) Adapun rumah yang hendak beta perbuat itu patutlah besar, karena besarlah Allah kami dari pada segala dewata.
5  (AV) And the house which I build is great: for great is our God above all gods.
5  (NKJV) And the temple which I build will be great, for our God is greater than all gods.
5  (s_TORAJA) Iatu banua, tu la kupabendan, la kapua, belanna iatu Kapenombangki pasareongan na iatu mintu’ deata.
5 (THUT) Kemudian rumah itu hendak ku bangun besar karena Allah kami lebih besar daripada semua allah.

 Tafsiran:
            Ayat ini memberikan informasi bahwa Salomo merupakan raja yang sangat takut akan Tuhan. Dalam perkataannya, Salomo mengagungkan Tuhan. Dalam ayat ini juga termuat pengakuan iman Salomo bahwa Allah yang ia sembah dan imani itu tidak dapat ditandingi oleh siapapun, apapun dan sampai kapanpun Allah tetap yang terbesar di antara apapun. Salomo tidak ragu mengatakan itu kepada Huram yang memiliki keyakinan yang berbeda dengannya.
            Hal yang menarik dapat kita temukan dalam terjemahan NKJV. Semua tafsiran menggunakan kata “rumah” sedangkan NKJV menggunakan kata “temple” yang berarti kuil. Bait Suci memang bukan rumah biasa, tetapi memiliki sakralitas yang sangat tinggi bagi orang Israel. Bahkan Bait Suci merupakan simbol dari kehadiran Allah bagi orang Israel.

6  (i_TB) Tetapi siapa yang mampu mendirikan suatu rumah bagi Dia, sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Dia? Dan siapakah aku ini, sehingga aku hendak mendirikan suatu rumah bagi Dia, kecuali sebagai tempat untuk membakar korban di hadapan-Nya?
6  (i_BIS) Tapi sebenarnya tidak seorang pun mampu mendirikan rumah bagi Allah, sebab seluruh angkasa raya tidak cukup besar untuk menjadi tempat tinggal-Nya. Jadi, Rumah TUHAN yang dapat kudirikan itu paling-paling hanya tempat untuk membakar dupa bagi Allah!
6  (i_TL) Tetapi siapa gerangan cakap membuat sebuah rumah yang patut bagi-Nya, sedang langit, bahkan, langit yang di atas segala langitpun tiada dapat meliputi Dia? dan siapa gerangan beta ini, maka beta hendak membuat bagi-Nya sebuah rumah, jikalau tiada akan membakar dupa jua di hadapan hadirat-Nya?
6  (AV) But who is able to build him an house, seeing the heaven and heaven of heavens cannot contain him? who am I then, that I should build him an house, save only to burn sacrifice before him?
6  (NKJV) But who is able to build Him a temple, since heaven and the heaven of heavens cannot contain Him? Who am I then, that I should build Him a temple, except to burn sacrifice before Him?
6  (s_TORAJA) Mindara tu la ma’din umpabendananNi misa’ banua, belanna iatu langi’ moi iatu langi’ ma’iringanna dao, tae’ nakullei ulluangI. Minda todara’ te, angku la ma’din umpabendananNi misa’ banua, ke tae’i nala diniiri untunu pemala’ dio oloNa?
6 (THUT) Tetapi siapa yang mampu membangun rumah bagiNya? Bahkan, langit, yang mengatasi segala langit tidak. Dan siapakah aku yang hendak membangun rumah bagiNya, kecuali jika untuk membakar korban di hadapanNya.

Tafsiran:
            Langit… tidak dapat memuat Dia. Kalimat ini menjelaskan bahwa Salomo sejak awal sudah menyadari bahwa kehadiran Allah di dalam Bait Suci tersebut merupakan sebuah tindakan merendahkan diri penuh kasih karunia yang dilakukan Allah dan sama sekali tidak membatasi keberadaan Allah yang ada di mana-mana.[18] Hal ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu atau secara sederhana, keberadaanNya tidak terbatas. Allah tidak dapat dikungkung dalam sebuah bangunan Bait Suci. Pernyataan ini menyadarkan kita bahwa pujian dalam ibadah kita harusnya diarahkan kepada Allah bukan kepada tempat ibadahnya. Secara luas lagi dapat dikatakan Allah tidak dapat diklaim menjadi milik satu agama karena bukan agama yang menciptakan Allah sehingga Allah juga tidak bisa dipenjarakan oleh agama.
            Dari isi ayat ini, tergambar jelas sikap rendah hati Salomo di hadapan Tuhan. Sebagai orang nomor satu di Israel, Salomo tetap menganggap dirinya tidak punya apa-apa di hadapan Allah. Sikap rendah hati inilah yang membuat Salomo sangat disenangi oleh Allah.

7  (i_TB) Maka sekarang, kirimlah kepadaku seorang yang ahli mengerjakan emas, perak, tembaga, besi, kain ungu muda, kain kirmizi, kain ungu tua, dan yang juga pandai membuat ukiran, untuk membantu para ahli yang ada padaku di Yehuda dan di Yerusalem, yang telah ditunjuk ayahku Daud.
7  (i_BIS) Karena itu, hendaknya Tuan mengirim kepada kami seorang yang pandai membuat ukiran dan dapat mengerjakan emas, perak, perunggu, besi, juga pandai mengerjakan kain biru, ungu dan merah. Ia akan bekerja sama dengan para pengrajin di Yehuda dan Yerusalem yang telah dipilih oleh ayahku Daud.
7  (i_TL) Maka sekarangpun hendaklah kiranya tuan menyuruhkan kepada beta seorang yang pandai memperbuat barang dari pada emas perak dan tembaga dan besi dan dari pada benang yang ungu dan kirmizi dan biru laut warnanya dan yang tahu mengukir permata, supaya iapun serta dengan segala orang pandai yang pada beta di Yehuda dan di Yeruzalem dan yang telah ditentukan bagi yang demikian oleh Daud, ayah beta.
7  (AV) Send me now therefore a man cunning to work in gold, and in silver, and in brass, and in iron, and in purple, and crimson, and blue, and that can skill to grave with the cunning men that are with me in Judah and in Jerusalem, whom David my father did provide.
7  (NKJV) Therefore send me at once a man skillful to work in gold and silver, in bronze and iron, in purple and crimson and blue, who has skill to engrave with the skillful men who are with me in Judah and Jerusalem, whom David my father provided.
7  (s_TORAJA) Totemo la misuanna’ misa’ tau, tu manarang manggaraga bulaan, salaka, tambaga, bassi, bannang lango-lango makaseda, karamisi na lango-lango, sia manarang unggaragai passura’ sisola mintu’ pande, tu dio kaleku lan Yehuda sia Yerusalem, tu naparandananni Daud, ambe’ku, tu pa’diaman iato.
7 (THUT) Jadi sekarang, utuslah untukku orang yang bijaksana membuat emas, perak, tembaga, besi, kain ungu muda, kain merah tua, kain ungu tua dan tahu mengukir ukiran-ukiran, supaya bersama dengan orang bijaksana di Yehuda dan Yerusalem yang ditetapkan oleh Daud, ayahku.

Tafsiran:
            Satu pertanyaan yang menarik bahwa mengapa Salomo menggunakan tukang dari luar negeri? Alasannya karena orang-orang Israel saat itu memiliki pengetahuan yang sangat hebat tentang pertanian tetapi kurang mengetahui tentang pembuatan peralatan logam.[19] Itulah sebabnya mereka mencari orang-orang yang ahli dalam bidang ini. Bangsa Fenisia juga terkenal di dunia kuno karena keterampilan dan keahliannya sebagai tukang dan pengrajin berbagai jenis barang, sehingga tidak mengherankan jika salomo meminta orang yang ahli mengerjakan logam, kain serta pengukir kepada raja Huram.
            Terdapat perbedaan antara TB, THUT dengan terjemahan lainnya. Terjemahan lain menuliskan Salomo juga meminta kain berwarna biru, sedangkan kedua terjemahan yaitu TB dan THUT tidak menyebutkan kain berwarna biru.
            Pelajaran yang menarik dapat kita dapatkan dalam ayat ini. Allah dapat memakai orang lain yang tidak menyembahNya untuk membantu pekerjaanNya. Allah memberikan berkat maupun talenta bukan hanya kepada orang yang percaya kepadaNya tetapi juga kepada mereka yang tidak mengenalNya.

8  (i_TB) Kirim juga kepadaku kayu aras, sanobar dan cendana dari gunung Libanon, sebab aku tahu, bahwa hamba-hambamu pandai menebang pohon dari Libanon. Dalam pada itu hamba-hambaku akan membantu hamba-hambamu
8  (i_BIS) Aku tahu bahwa para penebang kayu di negeri Tuan pandai menebang pohon, sebab itu hendaknya Tuan mengirim kepadaku bermacam-macam kayu cemara dan kayu cendana dari Libanon. Aku akan mengerahkan orang-orangku untuk membantu orang-orang Tuan,
8  (i_TL) Dan lagi hendaklah tuan kirim kepada beta kayu araz dan senobar dan cendana dari Libanon, karena ketahuilah beta akan hal segala hamba tuan pandai menebang pohon kayu di Libanon, bahwasanya segala hamba beta akan serta dengan segala hamba tuan;
8  (AV) Send me also cedar trees, fir trees, and algum trees, out of Lebanon: for I know that thy servants can skill to cut timber in Lebanon; and, behold, my servants shall be with thy servants,
8  (NKJV) Also send me cedar and cypress and algum logs from Lebanon, for I know that your servants have skill to cut timber in Lebanon; and indeed my servants will be with your servants,
8  (s_TORAJA) Sia la mipa’peanna’ kayu arasi’ sia sendana sia algummin dio mai Libanon, belanna kuissan kumua iatu mintu’ taummi manarang ullelleng kayu dao Libanon. Manassa iatu mintu’ taungku la untundui taummi,
8 (THUT) Dan kirim bagiku kayu pohon aras, cemara, pohon cendana dari pegunungan Libanon, karena aku tahu, budakimu tahu untuk menebang pohon di pegunungan Libanon dan budakku akan bersama budakmu.

Tafsiran:
            Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kayu aras adalah kayu yang sangat kuat. Kayu aras ini memiliki bau yang harum dan berasal dari pengunungan Libanon. Kayu ini merupakan kayu yang sangat terkenal pada zaman dahulu. Karena kekuatan kayu ini sehingga tahan dari gigitan rayap. Serat kayunya sangat padat sehingga sanagt baik sebagai bahan ukir-ukiran.[20] Pada umumnya, hutan yang luas jarang sekali tumbuh di daerah ini, sehingga semua kayu merupakan barang yang berharga. Kayu sanobar merupakan kayu sejenis pohon jintan yang berasal dari Fenisia. Pohon algum adalah pohon senenis pohon yang harus diimpor dari Ofir yang dipakai untuk kayu ukiran dan alat musik (1 Raj. 10:12).
            Dalam terjemahan BIS tidak menuliskan jenis kayu aras, sedangkan terjemahan yang lainnya menuliskan kayu aras. Selain itu, terdapat juga perbedaan nama-nama kayu yang diminta oleh Salomo. Namun, menurut naskah aslinya tiga kayu yang diminta oleh Salomo adalah kayu aras, cemara dan cendana.
            Sikap Salomo selanjutanya memberikan gambaran yang jelas bahwa ia ingin memberikan yang terbaik bagi Allah. Pemilihan jenis kayu pun sangat ia perhatikan dan memilih jenis kayu yang terbaik. Pengakuan Salomo akan kedudukan Allah di atas segala-galanya diimplementasikan melalui sikapnya.

9  (i_TB) untuk menyediakan bagiku sejumlah besar kayu, sebab rumah yang hendak kudirikan itu harus besar dan mentakjubkan.
9  (i_BIS) supaya mereka menyiapkan sejumlah besar kayu. Sebab Rumah TUHAN yang hendak kubangun itu haruslah besar dan hebat.
9  (i_TL) supaya disediakannya bagi beta kayu amat banyak, karena adapun rumah yang hendak beta perbuat itu, ia itu akan besar dan ajaib adanya.
9  (AV) Even to prepare me timber in abundance: for the house which I am about to build shall be wonderful great.
9  (NKJV) to prepare timber for me in abundance, for the temple which I am about to build shall be great and wonderful.
9  (s_TORAJA) la umparandananna’ pa’kayuan buda, belanna iatu banua la kubangun, la kapua sia memangngan.
9 (THUT) supaya disediakannya bagiku banyak kayu, karena rumah yang hendak kubuat itu harus besar dan menakjubkan.

Tafsiran:
            Ayat ini memberikan kita informasi bahwa pembangunan Bait Suci ini membutuhkan kayu dalam jumlah yang sangat banyak karena ukurannya juga besar. Seperti dalam ayat sebelumnya, memang terlihat jelas bahwa Salomo ingin memberikan yang terbaik bagi kemuliaan Allah. Tidak salah bahwa Allah mempercayakan tanggungjawab ini kepada Salomo karena Salomo menjalankan tugas ini secara bertanggungjawab.



REFLEKSI TEOLOGIS
            Persiapan dalam pembangunan sebuah rumah tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Banyak hal yang harus dipersiapkan baik itu dana, tenaga, gambar bangunan, tanah bahkan tenaga ahli. Sama halnya dengan pembangunan rumah Allah atau Bait Suci, memerlukan persiapan yang tidak sebentar. Daud sebagai raja kedua Israel meminta perizinan kepada Allah untuk membangun Bait Suci tetapi Allah menolaknya. Allah membatasi keinginan Daud dan hanya berkenan untuk Daud mempersiapkan sebagian besar hal yang dibutuhkan untuk pembangunan. Salomo sebagai pengganti Daud diberikan mandat untuk membangun Bait Suci ini.
            Dari teks ini, ada banyak pelajaran yang dapat kita dapatkan. Dalam ayat 5, kita dapat menemukan bahwa memiliki keyakinan atau iman yang teguh kepada Allah. Iman yang dimiliki itu dangat teguh, sehingga ia berani menyatakan keimanannya kepada siapa saja bahkan kepada raja yang berbeda keyakinan dengannya. Sebenarnya jika diperhatikan lebih baik lagi, mungkin ada maksud Salomo seperti yang telah ditafsirkan di atas untuk memperkenalkan Allah yang ia sembah kepada Huram/Hiram yang adalah penyembah dewa.
            Dalam ayat 6, kita melihat kerendahan hati dan cara Salomo merendahkan dirinya dihadapan Allah. Jabatan yang ia miliki tidak membuatnya sombong. Kebijaksanaan Salomo tidak ada tandingannya dengan siapapun. Tetapi kebijaksanaannya itu tidak membuatnya tinggi hati. Kadangkala kita sebagai mahasiswa teologi, menganggap diri karena mengetahui isi Alkitab atau karena pandai tentang pengetahuan Alkitab, menjadikan kita sombong dan mengutamakan rasio. Allah bukan lagi menjadi yang utama. Salomo menjadi teladan yang baik bahwa meskipun ia bijaksana, ia harus tetap menaati dan memgutamakan Allah.
            Dalam ayat 6 juga seperti yang telah saya jelaskan bahwa Allah terbuka bagi siapa saja yang mau bermitra bersamaNya. Dia tidak pernah memandang latarbelakang seseorang. Kecenderungan yang buruk orang Kristen adalah klaim kebenaran yang berlebihan bahwa Allah hanya berkenan kepada orang Kristen saja. Sikap eksklusif ini justru akan membuat orang lain memusuhi kita. Allah tidak perlu dibela, sehingga tidak perlu ada kekerasan-kekerasan atas nama agama yang merupakan imbas dari sikap eksklusif suatu agama.
            Dalam ayat 8, sesuai isi tafsiran bahwa Salomo ingin memberikan yang terbaik bagi Allah. Salomo menyadari bahwa tanpa penyertaanNya, mustahil ia dapat memerintah bangsa Israel secara bijaksana dan mustahil ia dapat membangun bangsa itu tanpa terkecuali membangun Bait Suci. Salomo juga menyadari bahwa segala yang ia miliki berasal dari Allah. Oleh sebab itu, pantaslah jika Salomo berusaha untuk memberikan segala yang terbaik bagi Allah. Dalam kehidupan setiap hari, karena kesibukan, manusia lupa akan siapa yang mempukan mereka untuk melakukan semua hal. Dalam konteks bergereja, contoh kecil dalam memberikan persembahan syukur kepada Allah, kita kadang melakukan hitung-hitungan. Kita tidak sadar seperti Salomo bahwa semua berkat yang kita miliki bersumber dari Allah sehingga haruslah yang terbaik diberikan kepada Allah secara tulus.
            Hal yang terakhir dalam ayat 9, Salomo bertanggungjawab terhadap tugas atau mandat yang diberikan Allah kepadanya untuk membangun Bait Suci. Di pasal-pasal selanjutnya, diceritakan Salomo dengan tuntunan Tuhan berhasil mendirikan Bait Suci. Sikap tanggungjawab ini muncul karena rasa takut akan Tuhan. Sebagai mahasiswa, kita bertanggungjawab untuk belajar dalam banyak hal. Kemudian, sebagai calon hamba Tuhan, kita juga dituntut untuk mempersiapkan diri dengan baik dan tekun dalam pelayanan yang diembankan kepada kita. Teladan yang baik dari raja Salomo, harusnya kita nyatakan dalam menjalankan semua tanggungjawab itu. Karena dalam menjalankan tanggungjawab itu, kita tidak sendiri. Tuhan juga terus menopang dan memampukan kita. Semangat dan dorongan bahkan bantuan dari orang-orang yang ada disekitar kita dalam menjalankan semua tanggungjawab tersebut, merupakan pengejawantahan Tuhan yang nyata.


DAFTAR PUSTAKA
            Lasor W.S, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.
            Baker L. David, Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.
            Blommendaal J, Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
            OFM C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1995.
            F. Charles, dkk (editor), The Wycliffe Bible Commentary volume 1 Perjanjian Lama: Kejadian – Ester. Penerbit Gandum Mas, 2014.
            Alkitab Edisi Studi. Jakarta: LAI, 2011.
            Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. LAI dan Penerbit Gandum Mas, 2014.
            Kamus Inggris – Indonesia.


[1] W.S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan Sejarah., hlm. 416.
[2] Gandum Mas dan Lai. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan., hlm. 852.
[3] C. Groenen OFM. Pengantar ke dalam Perjanjian Lama., hlm.162.
[4] David L. Baker. Mari Mengenal Perjanjian Lama., hlm. 74.
[5] LAI. Alkitab Edisi Studi., hlm. 663.
[6] Op.cit., hlm.76.
[7] Ibid., hlm. 76.
[8] W.S. Lasor, dkk. Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat dan Sejarah., hlm.419.
[9] Ibid., hlm. 418.
[10] LAI. Alkitab Edisi Studi., hlm. 664.
[11] Ibid., hlm. 664.
[12] Kita mengikuti tradisi Yahudi yang menganggap Ezra sebagai penulis kitab Tawarikh yang dikutik dari Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan.
[13] Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison (editor). The Wycliffe Bible Comentary Vol. 1., hlm. 1055.
[14] Gandum Mas dan Lai. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan., hlm. 858.
[15] LAI. Alkitab Edisi Studi., hlm. 666.
[16] Gandum Mas dan Lai. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan., hlm. 858.
[17] Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison (editor). The Wycliffe Bible Comentary Vol. 1., hlm. 1008.
[18] Ibid., hlm. 1056
[19] Gandum Mas dan Lai. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan., hlm. 858.
[20] LAI. Alkitab Edisi Studi., hlm. 666.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DENGARKANLAH JERITANNYA: Sebuah Perspektif Ekologi Aluk Todolo terhadap Pandemik Covid-19

DENGARKANLAH JERITANNYA: Sebuah Perspektif Ekologi Aluk Todolo terhadap Pandemik Covid-19 PANDEMIK COVID-19 Sejak World Health Or...