PENGANTAR KITAB II TAWARIKH
Nama
“Tawarikh” berasal dari usul Yarome (400 M) bahwa kitab itu dapat disebut
“Tawarikh Seluruh Sejarah Suci”. Judul Ibrani divré hayyamim berarti
“peristiwa-peristiwa masa itu.” Menurut Paraleipomena berarti “apa yang
hilang” dan dapat mengacu pada bahan yang tidak dimuat dalam kitab Samuel dan
Raja-raja. Dalam kanon Ibrani, Kitab Tawarikh terdapat pada tempat terakhir
dalam bagian “Kitab-kitab”, sesudah Kitab Ezra dan Nehemia.[1]
Kitab Tawarikh merupakan salah satu dari
keempat kitab yang disebut “Sejarah yang kedua” (tiga kitab lainnya yaitu:
Ezra, Nehemia dan Ester). Tidak diketahui dengan jelas siapa penulis kitab ini.
Beberapa penulis buku perjanjian lama tidak menyebutkan siapa penulis kitab
ini. Namun, menurut tradisi Yahudi, Ezra adalah penulis kitab ini.[2] Waktu
penulisannya juga kurang jelas. Namun, menurut beberapa ahli kitab ini ditulis
sekitar tahun 400 sM sesudah bangsa Yehuda kembali ke tanah Kanaan dari
pembuangan. Tetapi dikemudian hari karyanya ditambahi dan baru lengkap sekitar
tahun 160 sM.[3]
Penulis kitab 2 Tawarikh (juga kitab sejarah kedua lainnya) lebih memperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan tata peribadatan yang benar ketimbang
masalah-masalah politik dan Suku Lewi, terutama para imam, lebih diperhatikan
daripada dalam sejarah yang pertama.
Mungkin penulis sendiri berasal dari suku Lewi.[4] Kitab
2 Tawarikh merupakan lanjutan dari kisah yang sudah diceritakan dalam kitab 1
Tawarikh, 1 dan 2 Samuel serta 1 dan 2 Raja-raja.[5]
Dalam
menceritakan kisah Salomo, penulis memusatkan perhatian pada Bait Allah yang
dibangun Salomo. Ia menghilangkan kisah yang menarik sehubungan dengan
pengangkatan Salomo menjadi raja (1 Raj. 1-2). Berkaitan dengan para raja yang
memerintah setelah Salomo, penulis memberi perhatian khusus pada Asa, Yosafat,
Hizkia dan Yosia, empat raja yang sangat setia dan taat serta mengabdikan
dirinya untuki membawa bangsa Israel kembali kepada Allah.
Tujuan penulisan kitab ini adalah pertama,
menegaskan bahwa rencana Allah bagi mereka tidak akan terpengaruh oleh
kejatuhan Yehuda atau oleh hidup mereka di tanah asing dalam jangka waktu yang
lama. Meskipun mereka merasa bahwa harapan-harapan mereka sebagai umat Allah
telah musnah dengan kehancuran Yerusalem dan Bait Allah, penulis kitab ini
bermaksud memperlihatkan kepada mereka bahwa semua itu hanyalah suatu tahapan
dari penggenapan rencana Allah. Penulis memperlihatkan bahwa Allah masih
mengingat janjiNya kepada bangsa Israel. Bencana-bencana yang menimpa mereka
bukanlah berarti bahwa Allah melupakan janjiNya.[6] Penulis
ingin memberi semangat kepada mereka untuk menegakkan kembali praktik-praktik
dan lembaga-lembaga keagamaan dari tradisi sebelumnya. Untuk menguatkan iman
pembaca, penulis menunjuk kepada apa yang pernah dicapai oleh raja Daud dan
raja Salomo dan kepada semua orang Israel yang dulu setia kepada Allah.[7] Kedua,
penulis menjelaskan asal-usul ibadat Rumah Allah di Yerusalem dan khususnya
peranan para imam dan orang Lewi yang melaksanakan ibadat itu. Umat Allah yang
diberi kesempatan sekali lagi untuk hidup di tanah perjanjian sangat perlu
disadarkan akan sejarah mereka agar menjadi penghayatan penyertaan Allah dalam
eksistensi hidup orang Israel. Selain itu, ia juga hendak menekankan pentingnya
kesetiaan yang penuh kepada Allah.[8]
Kitab
2 tawarikh mengulang kembali beberapa kisah yang telah diceritakan dalam kitab
1 dan 2 Raja-raja, tetapi dari sudut pandang iman. Memang ada beberapa
perbedaan antara kisah di Tawarikh dengan kisah di Samuel dan Raja-raja.
Beberapa perbedaan itu kemungkinan karena selang waktu yang jauh antara penulis
kitab Tawarikh dengan kisah-kisah yag diceritakannya.[9] Kisah-kisah
itu perlu diceritakan kembali karena situasi pembacanya sangat berbeda dengan
pembaca kedua kitab Tawarikh samuel dan Raja-raja. Para pembaca kedua kitab
Tawarikh telah hidup selama pembuangan
dan juga telah mengalami kehancuran Yerusalem dan akhir pemerintahan keturunan
Daud. Hidup mereka dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti “mengapa
semuanya ini terjadi pada kita?” dan
“apakah rencana Allah telah gagal?” Kitab Samuel dan Raja-raja menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu dengan memperlihatkan bahwa Allah tidak gagal. Allah
telah menggenapi peringatannya bahwa bangsa Israel akan dihukum, karena mereka
tidak setia memelihara perjanjian dengan Allah dan tidak menaati firmanNya.
Namun,
kitab-kitab Tawarikh ditujukan kepada mereka yang telah kembali dari
pembuangan. Persoalan-persoalan mereka berbeda, sehingga kisah-kisah itu juga
perlu diceritakan secara berbeda. Bangsa ini tidak lagi mempertanyakan,
“mengapa semua ini terjadi pada kita?” Yang mereka persoalkan adalah hubungan
mereka dengan masa lampau: “apakah kita masih umat Allah?” dan “apa arti janji
Allah kepada Daud bagi kita?” Kitab-kitab Tawarikh menceritakan kembali kisah
masa lampau Israel dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.[10]
Susunan
kitab 2 Tawarikh:
1. Salomo, Pembanguna Bait Allah (1:1-9:31)
·
Hikmat dan Kekayaan Salomo (1:1-17)
·
Salomo Membangun Bait Allah (2:1-5:1)
·
Salomo Menahbiskan Bait Allah (5:2-7:22)
·
Masa Pemerintahan Salomo yang Panjang (8:1-9:31)
2. Kerajaan Terbagi (10:1-28:27)
·
Pendahuluan: Suku-suku Utara Memberontak (10:1-11:4)
·
Raja-raja Yehuda (11:5-28:27)
3. Akhir Kerajaan yang Terbagi (29:1-36:23)
·
Pembaruan Hizkia (29:1-32:23)
·
Manasye dan Amon (33:1-25)
·
Pembaruan Yosia (34:1-35:27)
·
Kejatuhan, Pembuangan dan kembalinya Yehuda (36:1-23).[11]
TAFSIRAN 2
TAWARIKH 2:1-9
Hasil warisan terbesar Salomo adalah
kitab-kitab terilhamkan yang ditulis olehnya (Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung
dan mungkin Ayub) dan Bait Allah yang megah itu. bagi kita sekarang, hal
pertama jelas lebih bermakna daripada yang kedua. Tetapi bagi Ezra[12] yang
hidup pada saat tulisan-tulisan yang diilhamkan Allah dalam kanon Perjanjian
Lama berakhir, namun saat Bait Allah sedang merupakan pusat untuk menghampiri
Allah, maka hal kedua jelas menjadi perhatian utamanya, peristiwa yang baginya
mengalahkan semua hal lain dalam karier Salomo.
Tentang
Bait Suci, seperti halnya Kemah Suci yang mendahuluinya, merupakan lambang
kehadiran Allah di tengah-tengah bangsa yang telah menebus mereka (7:1, 2;
Keluaran 29:45, 46). Bait Suci merupakan jalan keselamatan bagi mereka, yang
dengan berbagai persembahan kurbannya telah mengantisipasi Anak Domba Allah
yang akan “berkemah” di tengah-tengah kita untuk mengangkat dosa-dosa dunia
(Yoh. 1:14, 29). Bait Suci juga melambangkan pemuliaan yang menanti manusia di
hadirat Allah di surga (Kel. 24:18; Ibr. 9:24). Karena itu, penulis Tawarikh
memanfaatkan enam dari sembilan pasal mengenai Salomo untuk membahas Bait Sucii
ini : persiapannya (Pasal 2), pembangunannya (pasal 3 dan 4) dan penahbisannya
(pasal 5-7).
Perencanaan
utama pembangunan Bait Allah sudah dilaksanakanoleh Daud: membuat pola
bangunan, mengumpulkan perlengkapan dan mendaftar personaliannya (1 Taw. 22;
28; 29). Salomo tinggal mengatur kerjanya saja (2:2, 17, 18). Tetapi,
tindakannya yang paling bijaksana adalah meminta bantuan Raja Huram (Hiram)
dari Tirus, sahabat Daud (bnd. ay. 12) untuk penyediaan tenaga ahli dalam
mengawasi pembangunan serta penyediaan kayu aras yang tidak ada duanya di
Libanon (ay. 3-10). Dengan cepat disusun sebuah kontrak yang menguntungkan
keduanya.[13]
TERJEMAHAN-TERJEMAHAN
Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari
(BIS), Terjemahan Lama (TL), Authorized Version (AV), New King James Version
(NKJV), Bahasa Toraja (TORAJA), Terjemahan Hasil Uraian Teks (THUT).
1 (i_TB)
Salomo memerintahkan untuk mendirikan suatu rumah bagi nama TUHAN dan suatu
istana kerajaan bagi dirinya sendiri.
1 (i_BIS)
Raja Salomo telah memutuskan untuk membangun Rumah TUHAN, dan sebuah istana
bagi dirinya.
1 (i_TL)
Sebermula, maka maksud Sulaiman hendak membuat sebuah rumah bagi nama Tuhan dan
sebuah istana akan dirinya.
1 (AV) And
Solomon determined to build an house for the name of the LORD, and an house for
his kingdom.
1 (NKJV)
Then Solomon determined to build a temple for the name of the LORD, and a royal
house for himself.
1 (s_TORAJA)
Mesuami Salomo la umbangunanni misa’ Banua Kabusungan tu sanganNa PUANG sia
umpabendanan kalena misa’ tongkonan layuk kadatuan.
1 (THUT) Dan
Salomo berkata untuk membangun rumah bagi nama Tuhan dan rumah bagi raja
(dirinya)
Tasiran:
Daud ingin membangun Bait Allah bagi
Allah ( 2 Sam. 7), namun Allah
menolaknya karena Daud ialah seorang pejuang, tetapi Allah berfirman bahwa anak
Daud, Salomo, yang akan membangun Bait Allah tersebut. Daud banyak menyiapkan
bahan bangunan dan perencanaan lainnya seperti yang telah disebutkan di atas. Tanggungjawab
Salomo untuk mewujudkan rencana tersebut. Tugasnya dipermudah oleh berbagai
persiapan lengkap dari ayahnya. Pekerjaan Allah bisa dipindahkan ke generasi
selanjutnya apabila generasi tua membuka jalan bagi generasi muda.[14]
Dari berbagai terjemahan di atas,
terdapat perbedaan tentang kata rumah dan istana yang ingin dibangun Salomo.
Namun, perbedaan itu tidak jauh berbeda dan sebenarnya hampir sama karena rumah
raja memang selalu disebut istana. Jadi, rumah yang dimaksud dalam AV dan THUT
merupakan rumah bagi raja yaitu Salomo sendiri.
2 (i_TB) Dan Salomo mengerahkan tujuh puluh
ribu kuli, delapan puluh ribu tukang pahat di pegunungan, dan tiga ribu enam
ratus mandur untuk mengawasi mereka itu.
2 (i_BIS) Untuk itu ia mengerahkan 70.000 orang
untuk mengangkut bahan bangunan, 80.000 orang untuk memahat batu di pegunungan
dan 3.600 mandur untuk mengawasi pekerjaan itu.
2 (i_TL) Maka dibilang Sulaiman akan orang
penggandar tujuh puluh ribu orang banyaknya, dan orang pemahat batu delapan
puluh ribu banyaknya di atas pegunungan dan tiga ribu enam ratus orang yang
memerintahkan dia.
2 (AV) And Solomon told out threescore and ten
thousand men to bear burdens, and fourscore thousand to hew in the mountain,
and three thousand and six hundred to oversee them.
2 (NKJV) Solomon selected seventy thousand men
to bear burdens, eighty thousand to quarry stone in the mountains, and three
thousand six hundred to oversee them.
2 (s_TORAJA) Napamanassami Salomo tu bilanganna
to mamulle pitungpulo sa’bu, na to ma’pa’ batunna dao lu padang ma’buntunna
karua pulona sa’bunna na tallungsa’bu nnannanratu’ tau ungkapalai tau iato mai.
2 (THUT)
Lalu Salomo menghitung 70.000 laki-laki pembawa beban, 80.000 laki-laki tukang
batu di atas gunung dan 3.600 bertindak sebagai direktur.
Tafsiran
Para pekerja yang jumlahnya seratus
lima puluh tiga enam ratus orang ini terdiri dari orang-orang asing yang
tinggal di Israel sebagaimana telah dihitung Daud. Salomo juga memperkerjakan
tiga puluh ribu orang buruh dari luar Israel yang dibagi menjadi tiga regu
masing-masing sepuluh ribu orang, dengan setiap buruh harus bekerja satu bulan
penuh setiap tiga bulan (1 Raj. 5:13, 14).
Dari semua terjemahan di atas, hanya
AV yang berbeda dengan terjemahan lainnya. dalam terjemahan AV digunakan kata hew
yang artinya penebang sedangkan terjemahan lain menuliskan “pemahat batu”
(dalam THUT dituliskan tukang batu yang juga tentu pandai memahat batu). Perlu
diperhatikan bahwa seluruh kuli ini berjenis kelamin laki-laki diperjelas oleh terjemahan
AV, NKJV dan THUT.
3 (i_TB) Lalu Salomo mengutus orang kepada
Huram, raja negeri Tirus, dengan pesan: "Perbuatlah terhadap aku seperti
yang kauperbuat terhadap ayahku Daud, ketika engkau mengirim kayu aras
kepadanya, sehingga ia dapat mendirikan baginya suatu istana untuk tinggal di
situ.
3 (i_BIS) Salomo mengirim berita ini kepada
Hiram raja Tirus, "Hendaknya Tuan mengadakan hubungan dagang dengan aku
seperti dengan Daud ayahku. Tuan telah menjual kepadanya kayu cemara Libanon
untuk pembangunan istananya.
3 (i_TL) Maka disuruhkan Sulaiman utusan pergi
menghadap Hiram, raja Tsur, mengatakan: Seperti perbuatan tuan akan Daud, ayah
beta, dengan mengirim kayu araz kepadanya, supaya diperbuatnya sebuah istana
akan dirinya akan tempat kedudukannya, demikian hendaklah tuan perbuat akan
betapun.
3 (AV) And Solomon sent to Huram the king of
Tyre, saying, As thou didst deal with David my father, and didst send him
cedars to build him an house to dwell therein, even so deal with me.
3 (NKJV) Then Solomon sent to Hiram king of
Tyre, saying: As you have dealt with David my father, and sent him cedars to
build himself a house to dwell in, so deal with me.
3 (s_TORAJA) Nasuami Salomo tu pesua lao
umpennoloi Huram, datu Tirus, kumua: (Melo ke sikaeloki), susi kasikaeloammi
Daud, ambe’ku, mipa’peanni kayu arasi’, anna pabendan banuanna, tu ma’din nanii
torro.
3 (THUT)
Kemudian Salomo menyampaikan kepada Huram Raja Tirus, katanya: “sama seperti
ayahku, Daud, kirimlah pohon aras bagiku untuk membangun rumah kedudukan”
Tafsiran:
Dari semua terjemahan di atas terdapat
perbedaan tentang nama raja Tirus. Ada yang menyebutkan Huram dan adapula
Hiram. Meskipun begitu sebenarnya Huram harus dibaca Hiram seperti pada 1
Raja-raja, 2 Samuel dan 1 Tawarikh. Tirus merupakan kota terpenting di Fenisia.
Kota ini terletak di sebelah utara Israel di pantai Laut Tengah, di bagian
selatan Libanon sekarang ini.[15]
Tirus merupakan kerajaan yang memiliki pelabuhan terbaik di wilayah tersebut.
Penduduknya orang Fenisia dan terkenal sebagai pedagang terkemuka.[16]
Menarik bahwa Huram adalah penguasa bangsa yang menyembah banyak dewa yang
berbeda. Huram senang mengirimkan bahan bangunan untuk Bait Allah, dan baik
Daud maupun Salomo menggunakan kesempatan ini untuk bersaksi mengenai Allah
sejati yang Esa. Inilah hal yang menarik bahwa ternyata orang yang dianggap
kafir pada saat itu turut membantu suplai bahan bangunan untuk Bait Suci.
Dari semua terjemahan di atas, hanya
TL yang menuliskan bahwa yang diminta adalah kayu cemara. Sedangkan, terjemahan
yang lain menuliskan bahwa kayu atau pohon aras yang memang merupakan jenis
kayu yang sangat kuat dan berkualitas.
4 (i_TB) Ketahuilah, aku hendak mendirikan
sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, untuk menguduskannya bagi Dia, supaya di
hadapan-Nya dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan
dipersembahkan korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, pada
hari-hari Sabat dan bulan-bulan baru, dan pada perayaan-perayaan yang
ditetapkan TUHAN, Allah kami, sebab semuanya itu adalah kewajiban orang Israel
untuk selama-lamanya.
4 (i_BIS) Sekarang aku mau membangun sebuah
rumah ibadat yang khusus untuk menghormati TUHAN Allahku. Di rumah itu aku dan
rakyatku akan beribadat kepada-Nya dengan membakar dupa wangi-wangian, serta
mempersembahkan roti sajian bagi-Nya secara tetap. Di rumah itu juga kami akan
mempersembahkan kurban bakaran setiap pagi dan malam, setiap hari Sabat, hari
raya Bulan Baru dan hari-hari khusus lainnya untuk menghormati TUHAN Allah
kami. Sebab, Ia telah memerintahkan agar hal itu dilaksanakan untuk
selama-lamanya oleh orang Israel.
4 (i_TL) Bahwasanya beta hendak membuat sebuah
rumah bagi nama Tuhan, Allah beta, hendak memberi hormat kepada-Nya dan
membakar dupa dari pada rempah-rempah yang harum di hadapan hadirat-Nya dan
menyediakan meja bagi-Nya selalu dan mempersembahkan korban bakaran kepada-Nya
pada pagi dan petang dan pada segala hari sabat dan pada segala bulan baharu
dan pada segala hari raya Tuhan, Allah kami, yaitu suatu syariat bagi orang
Israel sampai selama-lamanya.
4 (AV) Behold, I build an house to the name of
the LORD my God, to dedicate it to him, and to burn before him sweet incense,
and for the continual shewbread, and for the burnt offerings morning and
evening, on the sabbaths, and on the new moons, and on the solemn feasts of the
LORD our God. This is an ordinance for ever to Israel.
4 (NKJV) Behold, I am building a temple for the
name of the LORD my God, to dedicate it to Him, to burn before Him sweet
incense, for the continual showbread, for the burnt offerings morning and
evening, on the Sabbaths, on the New Moons, and on the set feasts of the LORD
our God. This is an ordinance forever to Israel.
4 (s_TORAJA) Manassa, inang la kupabendanan
misa’ banua tu sanganNa PUANG, Kapenombangku, la umpamaindananNi, la dinii
umpennoloanni dio oloNa tu dupa busarungngu’, roti dipennoloan tang la ka’tu
sia pemala’ ditunu pu’pu’, kemelambi’ sia kekaroen, lan allo katorroan, bunga’
sombona bulan, sia allo kapuanNa PUANG Kapenombangki. Iamote tu misa’ atoran
dipapassanan to Israel tontong sae lakona.
4 (THUT)
Lihatlah aku hendak membangun rumah bagi nama Tuhan, Allahku, untuk
menguduskanNya bagi Dia dihadapanNya dan membakar rempah-rempah dan korban
bakaran saat pagi, malam dan sabat, bulan baru dan waktu-waktu yang ditetapkan
Tuhan, Allah kami, bagi Israel sampai selama-lamanya.
Tafsiran:
Membakar ukupan dari wangi-wangian
dilakukan dua kali setiap hari pada mezbah ukupan (Kel. 30:6-8). Roti sajian
yang dimaksud di atas adalah roti sajian yang dijejer di atas meja yang terbuat
dari emas sebagai lambang dari persekutuan orang yang tertebus dengan Allah
(Im. 24:5, 6).[17]
Hal inilah yang dilakukan Yesus bersama dengan murid-muridNya pada perjamuan
malam terakhir. Bukan hanya Yesus bersama muridNya, tetapi tradisi ini juga
dilakukan oleh orang Kristen zaman sekarang saat melakukan sakramen perjamuan
kudus.
5 (i_TB) Dan rumah yang hendak kudirikan itu
harus besar, sebab Allah kami lebih besar dari segala allah.
5 (i_BIS) Aku ingin agar Rumah TUHAN yang akan
kubangun itu merupakan rumah yang agung, sebab Allah kami lebih agung daripada
ilah yang mana pun juga.
5 (i_TL) Adapun rumah yang hendak beta perbuat
itu patutlah besar, karena besarlah Allah kami dari pada segala dewata.
5 (AV) And the house which I build is great:
for great is our God above all gods.
5 (NKJV) And the temple which I build will be
great, for our God is greater than all gods.
5 (s_TORAJA) Iatu banua, tu la kupabendan, la
kapua, belanna iatu Kapenombangki pasareongan na iatu mintu’ deata.
5 (THUT)
Kemudian rumah itu hendak ku bangun besar karena Allah kami lebih besar
daripada semua allah.
Tafsiran:
Ayat ini memberikan informasi bahwa
Salomo merupakan raja yang sangat takut akan Tuhan. Dalam perkataannya, Salomo
mengagungkan Tuhan. Dalam ayat ini juga termuat pengakuan iman Salomo bahwa
Allah yang ia sembah dan imani itu tidak dapat ditandingi oleh siapapun, apapun
dan sampai kapanpun Allah tetap yang terbesar di antara apapun. Salomo tidak
ragu mengatakan itu kepada Huram yang memiliki keyakinan yang berbeda
dengannya.
Hal yang menarik dapat kita temukan
dalam terjemahan NKJV. Semua tafsiran menggunakan kata “rumah” sedangkan NKJV
menggunakan kata “temple” yang berarti kuil. Bait Suci memang bukan
rumah biasa, tetapi memiliki sakralitas yang sangat tinggi bagi orang Israel.
Bahkan Bait Suci merupakan simbol dari kehadiran Allah bagi orang Israel.
6 (i_TB) Tetapi siapa yang mampu mendirikan
suatu rumah bagi Dia, sedangkan langit, bahkan langit yang mengatasi segala
langitpun tidak dapat memuat Dia? Dan siapakah aku ini, sehingga aku hendak
mendirikan suatu rumah bagi Dia, kecuali sebagai tempat untuk membakar korban
di hadapan-Nya?
6 (i_BIS) Tapi sebenarnya tidak seorang pun
mampu mendirikan rumah bagi Allah, sebab seluruh angkasa raya tidak cukup besar
untuk menjadi tempat tinggal-Nya. Jadi, Rumah TUHAN yang dapat kudirikan itu
paling-paling hanya tempat untuk membakar dupa bagi Allah!
6 (i_TL) Tetapi siapa gerangan cakap membuat
sebuah rumah yang patut bagi-Nya, sedang langit, bahkan, langit yang di atas
segala langitpun tiada dapat meliputi Dia? dan siapa gerangan beta ini, maka
beta hendak membuat bagi-Nya sebuah rumah, jikalau tiada akan membakar dupa jua
di hadapan hadirat-Nya?
6 (AV) But who is able to build him an house,
seeing the heaven and heaven of heavens cannot contain him? who am I then, that
I should build him an house, save only to burn sacrifice before him?
6 (NKJV) But who is able to build Him a temple,
since heaven and the heaven of heavens cannot contain Him? Who am I then, that
I should build Him a temple, except to burn sacrifice before Him?
6 (s_TORAJA) Mindara tu la ma’din umpabendananNi
misa’ banua, belanna iatu langi’ moi iatu langi’ ma’iringanna dao, tae’
nakullei ulluangI. Minda todara’ te, angku la ma’din umpabendananNi misa’
banua, ke tae’i nala diniiri untunu pemala’ dio oloNa?
6 (THUT)
Tetapi siapa yang mampu membangun rumah bagiNya? Bahkan, langit, yang mengatasi
segala langit tidak. Dan siapakah aku yang hendak membangun rumah bagiNya,
kecuali jika untuk membakar korban di hadapanNya.
Tafsiran:
Langit… tidak dapat memuat Dia. Kalimat
ini menjelaskan bahwa Salomo sejak awal sudah menyadari bahwa kehadiran
Allah di dalam Bait Suci tersebut merupakan sebuah tindakan merendahkan diri
penuh kasih karunia yang dilakukan Allah dan sama sekali tidak membatasi
keberadaan Allah yang ada di mana-mana.[18] Hal
ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu
atau secara sederhana, keberadaanNya tidak terbatas. Allah tidak dapat
dikungkung dalam sebuah bangunan Bait Suci. Pernyataan ini menyadarkan kita
bahwa pujian dalam ibadah kita harusnya diarahkan kepada Allah bukan kepada
tempat ibadahnya. Secara luas lagi dapat dikatakan Allah tidak dapat diklaim
menjadi milik satu agama karena bukan agama yang menciptakan Allah sehingga
Allah juga tidak bisa dipenjarakan oleh agama.
Dari isi ayat ini, tergambar jelas
sikap rendah hati Salomo di hadapan Tuhan. Sebagai orang nomor satu di Israel,
Salomo tetap menganggap dirinya tidak punya apa-apa di hadapan Allah. Sikap
rendah hati inilah yang membuat Salomo sangat disenangi oleh Allah.
7 (i_TB) Maka sekarang, kirimlah kepadaku
seorang yang ahli mengerjakan emas, perak, tembaga, besi, kain ungu muda, kain
kirmizi, kain ungu tua, dan yang juga pandai membuat ukiran, untuk membantu
para ahli yang ada padaku di Yehuda dan di Yerusalem, yang telah ditunjuk
ayahku Daud.
7 (i_BIS) Karena itu, hendaknya Tuan mengirim
kepada kami seorang yang pandai membuat ukiran dan dapat mengerjakan emas,
perak, perunggu, besi, juga pandai mengerjakan kain biru, ungu dan merah. Ia
akan bekerja sama dengan para pengrajin di Yehuda dan Yerusalem yang telah
dipilih oleh ayahku Daud.
7 (i_TL) Maka sekarangpun hendaklah kiranya
tuan menyuruhkan kepada beta seorang yang pandai memperbuat barang dari pada
emas perak dan tembaga dan besi dan dari pada benang yang ungu dan kirmizi dan
biru laut warnanya dan yang tahu mengukir permata, supaya iapun serta dengan
segala orang pandai yang pada beta di Yehuda dan di Yeruzalem dan yang telah
ditentukan bagi yang demikian oleh Daud, ayah beta.
7 (AV) Send me now therefore a man cunning to
work in gold, and in silver, and in brass, and in iron, and in purple, and
crimson, and blue, and that can skill to grave with the cunning men that are
with me in Judah and in Jerusalem, whom David my father did provide.
7 (NKJV) Therefore send me at once a man
skillful to work in gold and silver, in bronze and iron, in purple and crimson
and blue, who has skill to engrave with the skillful men who are with me in
Judah and Jerusalem, whom David my father provided.
7 (s_TORAJA) Totemo la misuanna’ misa’ tau, tu
manarang manggaraga bulaan, salaka, tambaga, bassi, bannang lango-lango
makaseda, karamisi na lango-lango, sia manarang unggaragai passura’ sisola
mintu’ pande, tu dio kaleku lan Yehuda sia Yerusalem, tu naparandananni Daud,
ambe’ku, tu pa’diaman iato.
7 (THUT)
Jadi sekarang, utuslah untukku orang yang bijaksana membuat emas, perak,
tembaga, besi, kain ungu muda, kain merah tua, kain ungu tua dan tahu mengukir
ukiran-ukiran, supaya bersama dengan orang bijaksana di Yehuda dan Yerusalem
yang ditetapkan oleh Daud, ayahku.
Tafsiran:
Satu pertanyaan yang menarik bahwa
mengapa Salomo menggunakan tukang dari luar negeri? Alasannya karena
orang-orang Israel saat itu memiliki pengetahuan yang sangat hebat tentang
pertanian tetapi kurang mengetahui tentang pembuatan peralatan logam.[19]
Itulah sebabnya mereka mencari orang-orang yang ahli dalam bidang ini. Bangsa
Fenisia juga terkenal di dunia kuno karena keterampilan dan keahliannya sebagai
tukang dan pengrajin berbagai jenis barang, sehingga tidak mengherankan jika
salomo meminta orang yang ahli mengerjakan logam, kain serta pengukir kepada
raja Huram.
Terdapat perbedaan antara TB, THUT
dengan terjemahan lainnya. Terjemahan lain menuliskan Salomo juga meminta kain
berwarna biru, sedangkan kedua terjemahan yaitu TB dan THUT tidak menyebutkan
kain berwarna biru.
Pelajaran yang menarik dapat kita
dapatkan dalam ayat ini. Allah dapat memakai orang lain yang tidak menyembahNya
untuk membantu pekerjaanNya. Allah memberikan berkat maupun talenta bukan hanya
kepada orang yang percaya kepadaNya tetapi juga kepada mereka yang tidak
mengenalNya.
8 (i_TB) Kirim juga kepadaku kayu aras, sanobar
dan cendana dari gunung Libanon, sebab aku tahu, bahwa hamba-hambamu pandai menebang
pohon dari Libanon. Dalam pada itu hamba-hambaku akan membantu hamba-hambamu
8 (i_BIS) Aku tahu bahwa para penebang kayu di
negeri Tuan pandai menebang pohon, sebab itu hendaknya Tuan mengirim kepadaku
bermacam-macam kayu cemara dan kayu cendana dari Libanon. Aku akan mengerahkan
orang-orangku untuk membantu orang-orang Tuan,
8 (i_TL) Dan lagi hendaklah tuan kirim kepada
beta kayu araz dan senobar dan cendana dari Libanon, karena ketahuilah beta
akan hal segala hamba tuan pandai menebang pohon kayu di Libanon, bahwasanya
segala hamba beta akan serta dengan segala hamba tuan;
8 (AV) Send me also cedar trees, fir trees, and
algum trees, out of Lebanon: for I know that thy servants can skill to cut
timber in Lebanon; and, behold, my servants shall be with thy servants,
8 (NKJV) Also send me cedar and cypress and
algum logs from Lebanon, for I know that your servants have skill to cut timber
in Lebanon; and indeed my servants will be with your servants,
8 (s_TORAJA) Sia la mipa’peanna’ kayu arasi’ sia
sendana sia algummin dio mai Libanon, belanna kuissan kumua iatu mintu’ taummi
manarang ullelleng kayu dao Libanon. Manassa iatu mintu’ taungku la untundui
taummi,
8 (THUT) Dan
kirim bagiku kayu pohon aras, cemara, pohon cendana dari pegunungan Libanon, karena
aku tahu, budakimu tahu untuk menebang pohon di pegunungan Libanon dan budakku
akan bersama budakmu.
Tafsiran:
Seperti yang telah dijelaskan di
atas bahwa kayu aras adalah kayu yang sangat kuat. Kayu aras ini memiliki bau
yang harum dan berasal dari pengunungan Libanon. Kayu ini merupakan kayu yang
sangat terkenal pada zaman dahulu. Karena kekuatan kayu ini sehingga tahan dari
gigitan rayap. Serat kayunya sangat padat sehingga sanagt baik sebagai bahan
ukir-ukiran.[20]
Pada umumnya, hutan yang luas jarang sekali tumbuh di daerah ini, sehingga
semua kayu merupakan barang yang berharga. Kayu sanobar merupakan kayu sejenis
pohon jintan yang berasal dari Fenisia. Pohon algum adalah pohon senenis pohon
yang harus diimpor dari Ofir yang dipakai untuk kayu ukiran dan alat musik (1
Raj. 10:12).
Dalam terjemahan BIS tidak
menuliskan jenis kayu aras, sedangkan terjemahan yang lainnya menuliskan kayu
aras. Selain itu, terdapat juga perbedaan nama-nama kayu yang diminta oleh
Salomo. Namun, menurut naskah aslinya tiga kayu yang diminta oleh Salomo adalah
kayu aras, cemara dan cendana.
Sikap Salomo selanjutanya memberikan
gambaran yang jelas bahwa ia ingin memberikan yang terbaik bagi Allah.
Pemilihan jenis kayu pun sangat ia perhatikan dan memilih jenis kayu yang terbaik.
Pengakuan Salomo akan kedudukan Allah di atas segala-galanya diimplementasikan
melalui sikapnya.
9 (i_TB) untuk menyediakan bagiku sejumlah
besar kayu, sebab rumah yang hendak kudirikan itu harus besar dan mentakjubkan.
9 (i_BIS) supaya mereka menyiapkan sejumlah
besar kayu. Sebab Rumah TUHAN yang hendak kubangun itu haruslah besar dan
hebat.
9 (i_TL) supaya disediakannya bagi beta kayu
amat banyak, karena adapun rumah yang hendak beta perbuat itu, ia itu akan
besar dan ajaib adanya.
9 (AV) Even to prepare me timber in abundance:
for the house which I am about to build shall be wonderful great.
9 (NKJV) to prepare timber for me in abundance,
for the temple which I am about to build shall be great and wonderful.
9 (s_TORAJA) la umparandananna’ pa’kayuan buda,
belanna iatu banua la kubangun, la kapua sia memangngan.
9 (THUT)
supaya disediakannya bagiku banyak kayu, karena rumah yang hendak kubuat itu
harus besar dan menakjubkan.
Tafsiran:
Ayat ini memberikan kita informasi bahwa
pembangunan Bait Suci ini membutuhkan kayu dalam jumlah yang sangat banyak
karena ukurannya juga besar. Seperti dalam ayat sebelumnya, memang terlihat
jelas bahwa Salomo ingin memberikan yang terbaik bagi kemuliaan Allah. Tidak
salah bahwa Allah mempercayakan tanggungjawab ini kepada Salomo karena Salomo
menjalankan tugas ini secara bertanggungjawab.
REFLEKSI TEOLOGIS
Persiapan
dalam pembangunan sebuah rumah tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Banyak hal yang harus dipersiapkan baik itu dana, tenaga, gambar bangunan,
tanah bahkan tenaga ahli. Sama halnya dengan pembangunan rumah Allah atau Bait
Suci, memerlukan persiapan yang tidak sebentar. Daud sebagai raja kedua Israel
meminta perizinan kepada Allah untuk membangun Bait Suci tetapi Allah
menolaknya. Allah membatasi keinginan Daud dan hanya berkenan untuk Daud
mempersiapkan sebagian besar hal yang dibutuhkan untuk pembangunan. Salomo
sebagai pengganti Daud diberikan mandat untuk membangun Bait Suci ini.
Dari
teks ini, ada banyak pelajaran yang dapat kita dapatkan. Dalam ayat 5, kita
dapat menemukan bahwa memiliki keyakinan atau iman yang teguh kepada Allah.
Iman yang dimiliki itu dangat teguh, sehingga ia berani menyatakan keimanannya
kepada siapa saja bahkan kepada raja yang berbeda keyakinan dengannya.
Sebenarnya jika diperhatikan lebih baik lagi, mungkin ada maksud Salomo seperti
yang telah ditafsirkan di atas untuk memperkenalkan Allah yang ia sembah kepada
Huram/Hiram yang adalah penyembah dewa.
Dalam
ayat 6, kita melihat kerendahan hati dan cara Salomo merendahkan dirinya
dihadapan Allah. Jabatan yang ia miliki tidak membuatnya sombong. Kebijaksanaan
Salomo tidak ada tandingannya dengan siapapun. Tetapi kebijaksanaannya itu
tidak membuatnya tinggi hati. Kadangkala kita sebagai mahasiswa teologi,
menganggap diri karena mengetahui isi Alkitab atau karena pandai tentang
pengetahuan Alkitab, menjadikan kita sombong dan mengutamakan rasio. Allah
bukan lagi menjadi yang utama. Salomo menjadi teladan yang baik bahwa meskipun
ia bijaksana, ia harus tetap menaati dan memgutamakan Allah.
Dalam
ayat 6 juga seperti yang telah saya jelaskan bahwa Allah terbuka bagi siapa
saja yang mau bermitra bersamaNya. Dia tidak pernah memandang latarbelakang
seseorang. Kecenderungan yang buruk orang Kristen adalah klaim kebenaran yang
berlebihan bahwa Allah hanya berkenan kepada orang Kristen saja. Sikap
eksklusif ini justru akan membuat orang lain memusuhi kita. Allah tidak perlu
dibela, sehingga tidak perlu ada kekerasan-kekerasan atas nama agama yang
merupakan imbas dari sikap eksklusif suatu agama.
Dalam
ayat 8, sesuai isi tafsiran bahwa Salomo ingin memberikan yang terbaik bagi
Allah. Salomo menyadari bahwa tanpa penyertaanNya, mustahil ia dapat memerintah
bangsa Israel secara bijaksana dan mustahil ia dapat membangun bangsa itu tanpa
terkecuali membangun Bait Suci. Salomo juga menyadari bahwa segala yang ia
miliki berasal dari Allah. Oleh sebab itu, pantaslah jika Salomo berusaha untuk
memberikan segala yang terbaik bagi Allah. Dalam kehidupan setiap hari, karena
kesibukan, manusia lupa akan siapa yang mempukan mereka untuk melakukan semua
hal. Dalam konteks bergereja, contoh kecil dalam memberikan persembahan syukur
kepada Allah, kita kadang melakukan hitung-hitungan. Kita tidak sadar seperti Salomo
bahwa semua berkat yang kita miliki bersumber dari Allah sehingga haruslah yang
terbaik diberikan kepada Allah secara tulus.
Hal
yang terakhir dalam ayat 9, Salomo bertanggungjawab terhadap tugas atau mandat
yang diberikan Allah kepadanya untuk membangun Bait Suci. Di pasal-pasal
selanjutnya, diceritakan Salomo dengan tuntunan Tuhan berhasil mendirikan Bait
Suci. Sikap tanggungjawab ini muncul karena rasa takut akan Tuhan. Sebagai
mahasiswa, kita bertanggungjawab untuk belajar dalam banyak hal. Kemudian,
sebagai calon hamba Tuhan, kita juga dituntut untuk mempersiapkan diri dengan
baik dan tekun dalam pelayanan yang diembankan kepada kita. Teladan yang baik
dari raja Salomo, harusnya kita nyatakan dalam menjalankan semua tanggungjawab
itu. Karena dalam menjalankan tanggungjawab itu, kita tidak sendiri. Tuhan juga
terus menopang dan memampukan kita. Semangat dan dorongan bahkan bantuan dari
orang-orang yang ada disekitar kita dalam menjalankan semua tanggungjawab
tersebut, merupakan pengejawantahan Tuhan yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Lasor
W.S, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1: Taurat dan Sejarah. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2013.
Baker
L. David, Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.
Blommendaal
J, Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
OFM
C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 1995.
F.
Charles, dkk (editor), The Wycliffe Bible Commentary volume 1 Perjanjian
Lama: Kejadian – Ester. Penerbit Gandum Mas, 2014.
Alkitab
Edisi Studi. Jakarta: LAI, 2011.
Alkitab
Penuntun Hidup Berkelimpahan. LAI dan Penerbit Gandum Mas, 2014.
Kamus Inggris – Indonesia.
[3] C. Groenen OFM. Pengantar ke dalam
Perjanjian Lama., hlm.162.
[12] Kita mengikuti tradisi
Yahudi yang menganggap Ezra sebagai penulis kitab Tawarikh yang dikutik dari Alkitab
Penuntun Hidup Berkelimpahan.
[13] Charles F. Pfeiffer dan
Everett F. Harrison (editor). The Wycliffe Bible Comentary Vol. 1., hlm.
1055.
[17] Charles F. Pfeiffer dan
Everett F. Harrison (editor). The Wycliffe Bible Comentary Vol. 1., hlm.
1008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar